“Menurut aku, si Aurel ini sebenarnya juga suka sama Daniel. Hanya dia gengsi. Cuek-cuek butuh gitu deh,“ ujar Ochi mengawali pembicaraan. Aurel yang dimaksud Ochi adalah tokoh utama novel itu. Aurel punya nama panjang Aurelia Aurita (nama ilmiah ubur-ubur). Dia adalah cewek yang tidak pernah pacaran.
Dasarnya, Aurel merupakan gadis yang memiliki prinsip kuat. Dia berprinsip harus mendapatkan pendamping hidup yang pas di hati dan bisa menjaga dirinya. Sayang, selama 22 tahun hidupnya, dia belum pernah bertemu dengan cowok idaman.
Suatu hari, Aurel dipertemukan dengan Daniel Radyansyah. Cowok itu membawa Aurel ke cerita cinta penuh kejutan. Daniel digambarkan sebagai cowok cool, penyabar, ,apa, serta penuh tanggung jawab. Daniel menjadi tokoh favorit para bookaholic cowok.
“Aku suka sama tokoh Daniel. Dia punya karakter yang tegas dan simpatik. Dia beda sama Arlodi yang suka mengganggu,“ ujar Acil. Arlodi adalah cinta pertama Aurel pada masa lalu. Saat Aurel dan Daniel mulai dekat, Arlodi datang dan mengganggu hubungan keduanya.
Pendapat Acil langsung disetujui Dicky. Cowok ramah itu sepakat untuk menolak sikap usil Arlodi. Uniknya, dia juga sebel sama sikap Aurel yang terkesan nggak punya pendirian.
“Si Aurel ini kok kayak masih belum yakin sama perasaannya ya? Habis, dia kadang suka Daniel, kadang suka Arlodi. Kesannya plinplan gitu,” papar Dicky.
Pendapat Dicky disanggah Nicky. Menurut Nicky, Aurel pasti punya alasan yang kuat kenapa bersikap demikian. Selidik punya selidik, ternyata, Nicky pernah lho merasakan cinta segit tiga, seperti yang dialami Aurel. Wah, curhat colongan nih, hihihi…
“Hehehe… sebenarnya sih bukan curhat colongan. Menurut aku, semua orang pasti punya alasan kenapa sampai bisa bersikap bimbang seperti itu. Aku sih lebih milih Daniel daripada Arlodi,” jelas Nicky.
Kalau Acil nggak suka karena nyebelin, kali ini Nicky punya alasan sendiri. “Aku tuh sebel sama Arlodi karena namanya sama sekali nggak menarik. Nama kok kayak jam aja, arloji. Hahaha…” tuturnya. Para bookaholic pun terbahak saat mendengar celoteh Nicky.
Putrid yang sejak tadi diam nggakk mau ketinggalan comment. Dia menanggapi sifat perfeksionis Aurel dengan sudut pandang yang bijak. Terutama dalam memilih pendamping hidup.
“Sayang, cinta nggak melulu bisa dimengerti secara logika dan lebih menuruti kata hati. Jadi, sebaiknya kita menggunakan dua hal itu jika nanti ingin mencari cinta sejati,“ jelas Putri. Jawaban Putri dibalas bookaholic lainnya dengan sahutan, “Cieeeee…“ (cin/c12/kkn)
“Overall, ceritanya nggak mengurangi keasyikan baca novel ini kok. Aku paling suka deskripsi tokohnya yang sangat detail.” (Putri Ayu S., ITS → memberi skor 4 dari 5)
“Novel ini bagus dari segi cerita dan gaya bahasa. Meski ceritanya klise, pengarangnya bisa bikin novel jadi nggak boring.“ (Dicky Setiawan, SMAN 20 Sby → memberi skor 4 dari 5)
“Ceritanya simpel dan klise. Cinta segitiga kan emang sering terjadi dalam kehidupan kita. Pengarangnya anak muda banget.” (Rossyta Wahyutiar, SMAN 4 Sby→ memberi skor5 dari 5)
“Meski berserita tentang cinta, novel ini menyelipkan humor-humor segar. Aku suka sama tokoh Daniel. Dia itu cool.” (Jarul Maksum, SMAN 15 Sby)
“Judulnya bikin aku tertarik. Pas membaca, aku jadi merasa kayak tokoh utma. Aku juga pernah mengalami kisah seperti si Aurel.” (Nicky Y., SMA Muh 2 Sby)
RESENSI JAWA POS SENIN, 31 Januari 2011 (Book Club, Halaman 38)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar