“Rarra, siapakah yang melukis dendam di matamu?” ia tidak kuasa menyimpan tanya.
“Aku sendiri.”
Matanya menembus mata bunga kamboja, “Bagaimana kau melakukannya?”
“Bapak datang membawa matanya yang kosong. Laki-laki pemburu telah mengambil kedua mata bapakku. Aku menemui keputusasaan yang tidak terelakkan. Siapa yang mampu menghadapi seorang lelaki buta dengan air mata yang mengalir di lubang matanya yang kosong? Maka demi rasa yang tak tertahan kulukis dendam di mataku.”
Ia ingat kata ibunya: Bapak pergi berburu, tapi telah lama sekali dan tidak pernah kembali.
****
Yetti Aka cerpenis asal Bengkulu yang karya-karyanya sudah sering dimuat di media massa ini kini menerbitkan kumpulan cerpen perdananya. Cerpen-cerpen yang terkumpul di sini memiliki beragam cerita dan latar belakang. Umumnya telah dimuat di berbagai koran, buku, dan juga yang pernah meraih penghargaan. Dalam kumpulan cerpen ini kita bisa merasakan gaya bertutur Yetti Aka yang khas dan istimewa. Seperti yang Arief Santosa sebutkan: ceritanya ’’berbobot’’, gaya penceritaannya ’’dalam’’, dan diksinya yang terjaga.
“Aku sendiri.”
Matanya menembus mata bunga kamboja, “Bagaimana kau melakukannya?”
“Bapak datang membawa matanya yang kosong. Laki-laki pemburu telah mengambil kedua mata bapakku. Aku menemui keputusasaan yang tidak terelakkan. Siapa yang mampu menghadapi seorang lelaki buta dengan air mata yang mengalir di lubang matanya yang kosong? Maka demi rasa yang tak tertahan kulukis dendam di mataku.”
Ia ingat kata ibunya: Bapak pergi berburu, tapi telah lama sekali dan tidak pernah kembali.
****
Yetti Aka cerpenis asal Bengkulu yang karya-karyanya sudah sering dimuat di media massa ini kini menerbitkan kumpulan cerpen perdananya. Cerpen-cerpen yang terkumpul di sini memiliki beragam cerita dan latar belakang. Umumnya telah dimuat di berbagai koran, buku, dan juga yang pernah meraih penghargaan. Dalam kumpulan cerpen ini kita bisa merasakan gaya bertutur Yetti Aka yang khas dan istimewa. Seperti yang Arief Santosa sebutkan: ceritanya ’’berbobot’’, gaya penceritaannya ’’dalam’’, dan diksinya yang terjaga.
Yetti A.Ka l 14x21, iv+172 l 20.800
Tidak ada komentar:
Posting Komentar